rec-dev.com

rec-dev.com – Baru-baru ini, dua maskapai penerbangan mengalami insiden yang mengharuskan mereka melakukan pendaratan darurat. Korean Air dan Malaysia Airlines, kedua maskapai tersebut dihadapkan pada situasi darurat yang terjadi hanya dalam selang beberapa hari.

Pada Sabtu, 22 Juni, sebuah pesawat Korean Air jenis Boeing 737 Max 8 mengalami masalah serius selama penerbangan. Pesawat tersebut melakukan penurunan mendadak dari ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) dalam waktu hanya 15 menit, yang mengakibatkan 17 penumpang harus dirawat di rumah sakit. Pesawat, yang terbang dari Korea menuju Taiwan, terpaksa kembali ke Bandara Incheon setelah 50 menit terbang karena masalah pada sistem tekanan udara, sebagaimana dilaporkan oleh Yonhap dan Korea JoongAng Daily.

Menurut data dari Flightradar24, kejadian tersebut berlangsung di atas pulau resort Jeju, Korea Selatan. Pesawat ini mengalami kejadian kritis tiga jam setelah lepas landas, sekitar pukul 19.40 waktu setempat. Tahun ini bukan kali pertama Korean Air menghadapi masalah; sebuah pesawat mereka sebelumnya telah mengalami kontak dengan pesawat Cathay Pacific Airways di Bandara New Chitose di Hokkaido, Jepang, namun beruntung tidak ada korban luka. Boeing 737 Max, model pesawat yang terlibat, memiliki sejarah masalah yang panjang, termasuk dua kecelakaan fatal dalam dua tahun terakhir yang menewaskan 346 orang, sehingga sempat dilarang terbang global selama lebih dari satu setengah tahun.

Sementara itu, Malaysia Airlines juga menghadapi situasi darurat pada penerbangan MH780 yang berangkat dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Bandara Suvarnabhumi di Bangkok pada Selasa, 25 Juni 2024. Airbus A330-200 yang digunakan mengalami masalah tekanan udara, memaksa pesawat untuk berbalik arah kembali ke Kuala Lumpur. Menurut maskapai, pesawat berhasil melakukan penurunan darurat dan mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur pada pukul 20.18, sebagaimana dilaporkan oleh Free Malaysia Today.

Tidak lama sebelumnya, maskapai yang sama mengalami insiden serupa dengan pesawat jenis yang sama. Pada bulan Maret, sebuah pesawat Qantas juga mengalami masalah mesin yang menghasilkan suara ledakan keras saat mendekati Bandara Perth. Meskipun mengalami kerusakan mesin, pesawat tersebut mendarat dengan selamat tanpa ada penumpang yang terluka.

Kedua insiden ini menarik kembali perhatian terhadap keselamatan penerbangan dan pentingnya pemeliharaan serta pengawasan yang ketat terhadap armada pesawat yang digunakan oleh maskapai penerbangan global.