rec-dev.com – Perhelatan Liga 1 musim 2023/24 telah menyuguhkan sebuah peristiwa monumental dalam pertandingan antara Persija Jakarta dan PSIS Semarang. Bek senior Persija, Maman Abdurrahman, bersama sang putra, Muhammad Rafa Raditya Abdurrahman, mencatatkan sejarah dengan bermain bersama dalam satu lapangan yang sama, sebuah fenomena langka dalam sepak bola Indonesia, khususnya di era Liga 1.
Maman Abdurrahman: Realisasi Mimpi Bermain Bersama Putra
Dalam pertandingan yang diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Maman Abdurrahman diturunkan sebagai pemain pengganti pada menit ke-68, sementara putranya, Rafa, mengikuti jejaknya di menit-menit akhir pertandingan. Post pertandingan, Maman menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Coach Thomas Doll serta jajaran staf teknis dan manajemen klub Persija Jakarta atas terwujudnya keinginan pribadinya untuk bermain di lapangan yang sama dengan anaknya.
Muhammad Rafa Raditya Abdurrahman: Langkah Awal Karir Profesional
Rafa, yang ditempatkan sebagai bek tengah, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pelatih yang telah memberinya kesempatan berharga ini. Ia menegaskan bahwa pengalaman tersebut merupakan suatu motivasi untuk terus mengasah kemampuan dan berkontribusi lebih besar dalam karirnya yang baru saja dimulai. Dia juga memberikan kredit kepada sang ayah yang telah memperkenalkannya ke posisi bek tengah, mengidentifikasi ini sebagai posisi yang paling sesuai dengan kemampuannya.
Refleksi Maman Abdurrahman Tentang Keputusan Pensiun
Di usianya yang ke-41, Maman Abdurrahman menghadapi pertimbangan tentang masa depannya dalam sepak bola profesional. Meskipun telah mencapai salah satu impian terbesarnya, ia masih belum yakin apakah ini merupakan waktu yang tepat untuk pensiun, menunjukkan keinginannya untuk terus membina dan memandu Rafa di dalam dunia sepak bola.
Pertandingan yang berlangsung antara Persija Jakarta dan PSIS Semarang tidak hanya menjadi penutup Liga 1 musim 2023/24 namun juga menjadi ajang yang monumental dengan bertandingnya Maman Abdurrahman bersama putranya, Rafa, dalam satu pertandingan yang sama. Maman Abdurrahman, dengan kehadiran Rafa di lapangan, telah menunjukkan bahwa sepak bola tidak hanya sekadar permainan, namun juga warisan dan pembinaan generasi mendatang. Keputusan Maman tentang pensiun masih dalam pertimbangan, namun apa yang terjadi di SUGBK telah menjadi bagian tak terlupakan dalam narasi sepak bola nasional.